desabatubulan.com
Gaya Hidup Sehatinfo kesehatan

Demam Lassa: Ancaman Mematikan dari Tikus yang Sering Diremehkan – Waspadai Sebelum Terlambat!

74views

infokesehatanDi tengah deretan penyakit menular yang kerap menjadi momok global, Demam Lassa kembali mencuri perhatian sebagai ancaman serius yang menyebar secara diam-diam. Penyakit ini bukanlah sesuatu yang baru, namun namanya sering luput dari radar masyarakat karena belum menyebar luas di Asia. Meski demikian, dunia kesehatan menilai virus Lassa sebagai salah satu penyakit dengan potensi epidemi besar. Penyebabnya bukan virus eksotis dari makhluk aneh, melainkan dari makhluk kecil yang kita temui hampir setiap hari: tikus rumah.

Gejala Demam Lassa dan Penularannya, Penyakit Zoonosis yang Menyerang  Nigeria - TribunNews.com

Virus Lassa pertama kali ditemukan pada tahun 1969 di kota Lassa, Nigeria. Sejak saat itu, virus ini diketahui berasal dari spesies tikus Mastomys natalensis, yang dapat menularkan penyakit melalui urin dan fesesnya. Tikus ini memiliki kemampuan untuk berkembang biak dengan sangat cepat, hidup dekat dengan manusia, dan membawa virus tanpa terlihat sakit. Hal inilah yang membuat virus Lassa begitu licik dan sulit dikendalikan.

Gejala Awal yang Menyesatkan dan Kerap Disepelekan

Salah satu penyebab utama keterlambatan penanganan kasus demam Lassa adalah gejalanya yang samar. Banyak penderita mengira mereka hanya terkena flu berat atau tifus biasa. Gejala yang muncul seperti demam tinggi, kelelahan ekstrem, nyeri otot, sakit kepala, dan mual sering kali membuat diagnosis awal meleset. Dalam beberapa kasus, penderita mulai mengalami gangguan pendengaran, yang kadang berkembang menjadi tuli permanen.

Ketika infeksi memasuki fase yang lebih parah, kondisi tubuh akan memburuk secara drastis. Pasien bisa mengalami muntah darah, diare berdarah, hingga perdarahan dari mulut dan hidung. Jika tidak segera ditangani, komplikasi ini dapat menyebabkan kegagalan organ hingga kematian. Tragisnya, sekitar 80% kasus tidak menunjukkan gejala parah, sehingga virus bisa menyebar dengan bebas tanpa terdeteksi.

Tingkat Kematian yang Tidak Bisa Dianggap Remeh

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), demam Lassa menyebabkan sekitar 5.000 kematian setiap tahun dari lebih dari 300.000 kasus infeksi. Angka ini cukup mencengangkan mengingat sebagian besar kasus terjadi di wilayah yang tidak memiliki fasilitas kesehatan memadai.

Yang paling menyedihkan adalah tingginya angka kematian pada ibu hamil. Virus ini menunjukkan keganasan luar biasa terhadap janin, menyebabkan keguguran dan kematian ibu dalam banyak kasus. Bahkan di rumah sakit, tenaga medis yang menangani pasien demam Lassa berisiko tinggi terinfeksi jika tidak menggunakan perlindungan yang sesuai. Inilah yang membuat virus ini menjadi salah satu penyebab utama kematian tenaga kesehatan di daerah endemik.

Penyebaran yang Cepat dan Sering Terjadi Tanpa Disadari

Penyebaran virus Lassa sangat mudah terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Infeksi dapat bermula dari konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi urin atau kotoran tikus. Permukaan meja, alat makan, dan peralatan dapur lainnya yang tidak di bersihkan dengan baik menjadi jalur penularan yang umum.

Dalam lingkungan rumah sakit, penularan bisa terjadi melalui cairan tubuh pasien seperti darah atau air liur. Tenaga medis yang tidak di lengkapi dengan Alat Pelindung Diri (APD) yang memadai menjadi sasaran empuk virus ini. Bahkan hanya dengan menyentuh benda yang terkontaminasi, penularan bisa terjadi jika tangan tidak langsung di cuci dengan sabun.

Belum Ada Vaksin, Pencegahan adalah Kunci Bertahan

Saat ini, belum tersedia vaksin komersial yang efektif melawan virus Lassa. Karena itu, upaya terbaik yang bisa di lakukan adalah pencegahan menyeluruh melalui kebersihan dan edukasi. Lingkungan tempat tinggal harus di jaga agar tetap bersih dan bebas dari tikus. Makanan dan air minum sebaiknya di simpan dalam wadah tertutup rapat, dan kebiasaan membuang sampah sembarangan harus di hindari.

Penting juga untuk memastikan ventilasi rumah tidak menjadi jalur masuk bagi hewan pengerat. Jika melihat tanda-tanda keberadaan tikus, seperti kotoran atau bau urin yang menyengat, sebaiknya segera ambil tindakan untuk mensterilkan area tersebut. Sementara itu, tenaga medis wajib menggunakan APD lengkap saat menangani pasien yang di curigai mengidap penyakit menular.

Apakah Indonesia Aman dari Demam Lassa?

Hingga kini belum ada laporan resmi mengenai kasus Demam Lassa di Indonesia. Namun, ini bukan alasan untuk berleha-leha. Di era mobilitas global seperti sekarang, virus dari Afrika bisa menyebar ke Asia dalam waktu hitungan jam. Bandara internasional yang ramai, pengiriman barang, dan arus migrasi manusia membuat virus ini memiliki jalur penyebaran yang sangat luas dan cepat.

Indonesia juga memiliki tantangan sanitasi yang mirip dengan wilayah endemik di Afrika, yaitu tingginya populasi tikus di permukiman padat dan rendahnya kesadaran akan kebersihan. Oleh karena itu, deteksi dini, edukasi masyarakat, dan kesiapsiagaan sistem kesehatan menjadi langkah penting yang tidak boleh di abaikan.

Pentingnya Edukasi Kesehatan Sebelum Terlambat

Masyarakat harus di bekali dengan informasi yang cukup tentang bahaya penyakit zoonosis seperti demam Lassa. Pemerintah dan institusi kesehatan perlu mengedukasi masyarakat melalui media sosial, sekolah, dan fasilitas umum agar lebih peduli terhadap lingkungan sekitarnya.

Selain itu, tenaga kesehatan juga harus di bekali dengan pelatihan dan perlengkapan yang cukup agar bisa menangani pasien demam Lassa dengan aman. Jangan sampai kejadian seperti di Afrika terjadi di Indonesia hanya karena kelalaian atau ketidaktahuan terhadap penyakit ini.

Jangan Remehkan Tikus, Jangan Remehkan Demam Lassa

Demam Lassa adalah ancaman nyata yang selama ini tersembunyi di balik bayang-bayang tikus kecil yang hidup di sekitar kita. Jangan biarkan tubuh kita menjadi korban berikutnya hanya karena kita terlalu meremehkan ancaman yang tidak terlihat. Dengan edukasi yang tepat, pola hidup bersih, dan kewaspadaan tinggi, kita bisa mencegah penyebaran penyakit ini sebelum terlambat.

Saatnya mengenal lebih dekat bahaya laten yang selama ini mungkin belum kita sadari. Demam Lassa bukan hanya ancaman bagi Afrika—ia bisa menyebar ke mana saja, termasuk Indonesia. Jangan tunggu sampai wabah terjadi. Waspadai sekarang, lindungi diri dan keluarga Anda sebelum semuanya terlambat.

Leave a Response